G
30 S /PKI
A. LATAR
BELAKANG
PKI merupakan partai
komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni
Soviet. Anggotannya tercatat hingga lebih dari 3,5juta di seluruh
dunia, belum
terhitung 3 juta dari pergerakan anggota mudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang
mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani
Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita
(Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, Di
Indonesia memiliki anggota dan pendukung 9 juta orang dan di antaranya adalah
loyalis pergerakan partai PKI tersebut
Pada era "Demokrasi
Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional
dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal
memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Hal-hal ini
menyebabkan pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus
menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.
Pada tahun 1951, D.N Aidit terpilih
menjadi ketua PKI dan mulai menyusun program-program untuk bangkit kembali.
Munculnya aktivitas PKI pada tahun
1951 mendorong Kabinet Sukiman melakukan penangkapan para kader PKI. Kemudian pimpinan PKI mengubah strategi
organisasinya untuk melakukan penyusupan ke dalam angkatan bersenjata. Usaha
tersebut membawa keberhasilan PKI menjadi salah satu partai besar di ndonesia
pada tahun 1955 dari beberapa partai besarnya semisal masumi
dan sebagainya.
Pada tahun 1964, D.N Aidit membentuk
biro khusus untuk melakukan pembinaan terhadap kader-kader PKI dalam tubuh
angkatan bersenjata. Pembinaan kader tersebut mencangkup para anggota Pemuda
Rakyat (PR) dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Bersamaan dengan itu, PKI
juga melakukan penyusupan ke dalam organisasi politik dan kemasyarakatan
lainnya.
Sikap PKI semakin agresif di tahun
1964, yaitu dengan melakukan penyerangan kepada pihak-pihak yang dianggap telah
melawan melalui rapat-rapat umum, serta kampanye melalui media massa dan poster
propaganda. PKI juga melakukan aksi sepihak melalui kader-kadernya dengan
menghasut kaum buruh dan petani untuk merampas tanah dengan alasan land reform.
Aksi tersebut diikuti dengan tindakan fisik terhadap orang-orang yang melawan.
Tindakan ini banyak menimbulkan korban jiwa.
Kondisipolitik
di Indonesia semakin rumit akibatnya gerakanaksi PKI yang merugikan bangsa Indonesia serta adanya
konfrontasi PKI dengan Malaysia yang dianggap sebagai proyek nekolim
(Neokolonialisme dan Imperialisme) oleh Presiden Soekarno. Hal ini dimanfaatkan
oleh PKI untuk dapat memperkuat diri. PKI menerapkan ajaran Nasakom
(Nasionalis, Agama, dan Komunis) ke badan pemerintahan, termasuk di dalamnya
ABRI. Tanggal 14 januari 1965, D.N Aidit menuntut untuk mempersenjatai kaum
buruh dan petani dengan alasan untuk menghancurkan Nekolim.
Tuntutan PKI ditampung oleh Front
Nasional. PKI mengusulkan pembentukan Angkatan Lima yang terdiri dari kaum
buruh dan tani, serta berdiri sendiri lepas dari ABRI. Tanggal 17 Januari 1965,
diadakan pertemuan yang membahas untuk melatih dan mempersenjatai soko guru
revolusi (kaum buruh dan tani) untuk menghadapi Nekolim. Namun, usul ini
ditolak oleh Angkatan Darat karena akan menimbukan rasa saling curiga antara
militer dengan PKI.
Musuh yang berbahaya bagi PKI adalah
Angkatan Darat, sehingga PKI berusaha untuk mengkambinghitamkan Angkatan Darat
dengan aksi sepihak. PKI dan Barisan Tani Indonesia (BTI) melakukan aksi
sepihak dengan menghasut kaum tani untuk langsung menggarap tanah yang menurut
mereka menjadi ilik petani berdasarkan Undang-Undang Agraria.
Akibat dari kejadian tersebut,
terjadi bentrokan fisik yang banyak menjatuhkan korban jiwasaat militer berusaha untuk mencegah usaha para kaum
tani. Aksi sepihak ini
terjadi di Sumatra Utara (Peristiwa Bandar Betsy) dan Kediri (Peristiwa
Kanigoro) tahun 1964.
A. PENGERTIAN G-30 S/PKI
Gerakan 30 September atau yang
sering kitadengardengan G
30 S PKI, G-30S/PKI atau Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) adalah sebuah
peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1
Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer angkatan
darat negara Indonesia beserta
beberapa orang penting lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta pemerintahan
rezim Soeharto yang kemudian dituduhkan
kepada anggota Partai Komunis Indonesia atau yang sering kita
dengar dengan singkatan PKI.
Permasalah
politik pada masa pemerintahan tersebut juga menambah rumit permasalahan ini
mengenai peristiwa gerakan 30 september PKI. Para pemberontak mengumumkan lewat radio bahwa peristiwa gerakan 30 September
merupakan kelompok militer yang
bertindak ingin melindungi Soekarno dari serangan kudeta yang direncanakan oleh
para dewan (Jenderal Angkatan Darat) di Jakarta yang telah korup dan menjadi
kaki tangan Badan Intelegen Pusat Amerika Serikat (CIA).
B. KEJADIAN SEPUTAR PERISTIWA
Isu sakitnya Soekarno merupakan
salah satu tindakan PKI menyebarkan isu dikalangan masyarakat. Hal ini
dilakukan Aidit untuk mengambil alih kekuasaan, seandainya Soekarno tidak
memimpin lagi.
Setelah itu, PKI melanjutkan sasaran
utamanya kepada pimpinan Angkatan Darat, yaitu kelompok militer yang
tidak mau bekerja sama dengan PKI. Pimpinan Biro Khusus PKI, Syam Kamaruzaman,
mempersiapkan agenda untuk melaksanakan gerakan pada tanggal 30 September.
Agenda tersebut, antara lain:
a. Menduduki
gedung RRI.
b. Membentuk
Dewan Revolusi yang akan menggantikan Pemerintahan Sipil.
c. Menculik
para jenderal pimpinan TNI-AD untuk melumpuhkan kekuatan ABRI.
d. Memperkuat
basis pertahanan PKI yang berada di Lubang Buaya dekat markas TNI-AD.
e. Mendemisionerkan
Kabinet Dwikora dan membentuk pemeritahan berdasarkan Nasakom.
Gerakan militer dipimpin oleh Letkol
Untung Samsuri, serta empat kompi pengawal kepresidenan dan menamakan gerakan
tersebut dengan Gerakan 30 September (Gestapu). Sebelum melakukan penyerangan,
tanggal 30 September 1965, mereka melakukan penculikan perwira-perwira, antara
lain:
a. Letnan
Jenderal Achmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat).
b. Mayor
Jenderal R. Soeprapto (Debuti II Panglima Angkatan Darat).
c. Mayor
Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono (Debuti III Panglima Angkatan Darat).
d. Mayor
Jenderal Suwando Parman (Asisten I Panglima Angkatan Darat).
e. Brigader
Jenderal Donald Izacus Pandjahitan (Asisten IV Panglima Angkatan Darat).
f. Brigader
Jenderal Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman/Oditur).
g. Letnan
I Pierre Andreas Tendean (Ajudan Jenderal A.H Nasution).
PKI kemudian menculik dan membawa
tujuh perwira ke lubang buaya. Namun, ada tiga perwira yang telah ditembak mati
sebelum dibawa ke lubang buaya, yaitu Jenderal Achmad Yani, Mayor Jenderal M.T
Haryono, dan Brigader Jendera D.I Pandjahitan.
Sebenarnya, Jenderal Abdul Haris
Nasution (Menteri Kompartemen Hankam/Kepala Staf ABRI) ikut dalam target
penculikan, namun dapat meloloskan diri sehingga para penculik membawa Letnan I
P.A Tendean dn Putri Jenderal Nasution, ade Irma Nasution ikut menjadi korban.
Bersamaan dengan waktu penculikan,
Pasukan Bimasakti merebut dan menguasai gedung RRI dan Pos Telekomunikasi di
Jalan Merdeka. Pukul 07.20, LetkolUntung menyiarkan tentang adanya gerakan
pembersihan terhadap para anggota Dewan Jenderal yang berencana melakukan
kudeta terhadap pemerintahan Soekarno oleh para perwira muda. Pernyataan
tersebut diulang pada pukul 08.15.
Pukul 13.00, diumumkan mengenai
pembentukan Dwan Revolusi dan Kabinet Dwikora yang dinyatakan domisioner.
Pemberitahuan tersebut disiarkan melalui RRI, bersamaan diumumkannya bahwa
Dewan Revolusi merupakan sumber kekuatan dalam RI.
PKI berhasil menduduki kekuasaan di
Jawa Tengah dengan menguasai Markas Kodam VII/Diponegoro dan Markas Korem
072. PKI juga mendirikan Dewan Revolusi di Yokyakarta yang diketuai Mayor
Mulyono. Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan kepala stafnya yaitu Letnan
Kolonel Sugiyono diculik dan dibunuh oleh pemberontakan di Desa Kentungan. PKI
juga mendirikan Dewan Revolusi di Yokyakarta yang diketuai oleh Mayor Mulyono
dan disiarkan melalui RRI Yokyakarta.
Pangkostrad
Mayor Soeharto selaku pimpinan tertinggi menumpas TKI pada tanggal 1 Oktober
1965. Aparat yang melakukan penumpasan, yaitu Batalion 328
Kujang/Siliwangi, Batalion 2 Kavaleri dan RPKAD (Batalion I Resimen Para Komado
Angkatan Darat) dibawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibisono. Akhirnya
pemberontakan G30 S/PKI berhasil digagalkan dalam waktu singkat.
C. KORBAN PENCULIKAN
Dalamaksipenculikanolehgerakan
30 september PKI, PKI menculik para jendral sebagai berikut :
1. Penculikan Terhadap Jendera TNI A.H Nasution
2. Penculikan
Terhadap Letjend TNI A. Yani
3. Penculikan
terhadap Mayjend TNI R. Soeprapto
4. Penculikan
Terhadap Mayjend S. Parman
5. Penculikan
Terhadap Mayjend M.T Haryono
6. Penculikan
Terhadap Brigjend TNI Soetojo Siswoiharjo
7. Penculikan
terhadap Brigjend TNI D.I Pandjahita
D. PASCA PERISTIWA
Pada tanggal 1 Oktober
1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit menanggapi pembentukan Dewan
Revolusioner oleh para "pemberontak" dengan berpindah ke Pangkalan
Angkatan Udara Halim di Jakarta untuk mencari perlindungan.
Pada tanggal 6 Oktober Sukarno
mengimbau rakyat untuk menciptakan "persatuan nasional", yaitu
persatuan antara angkatan bersenjata dan para korbannya, dan penghentian
kekerasan. Biro Politik dari Komite Sentral PKI segera menganjurkan semua
anggota dan organisasi-organisasi massa untuk mendukung "pemimpin revolusi
Indonesia" dan tidak melawan angkatan bersenjata. Pernyataan ini dicetak
ulang di koran CPA bernama "Tribune".
Pada tanggal 12 Oktober 1965,
pemimpin-pemimpin Uni-Sovyet Brezhnev, Mikoyan dan Kosygin mengirim
pesan khusus untuk Sukarno:
"Kita dan
rekan-rekan kita bergembira untuk mendengar bahwa kesehatan anda telah
membaik...Kita mendengar dengan penuh minat tentang pidato anda di radio kepada
seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menghindari kekacauan...Imbauan
ini akan dimengerti secara mendalam."
Pada tanggal 16 Oktober 1965,
Sukarno melantik Mayjen Soeharto menjadi Menteri/Panglima Angkatan
Darat di Istana Negara. Berikut kutipan amanat presiden Soekarno kepada
Soeharto pada saat Soeharto disumpah:
“ Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto,
sekarang Angkatan Darat pimpinannya, saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan
Darat ini satu Angkatan dari pada Republik Indonesia, Angkatan Bersenjata
daripada Republik Indonesia yang sama sekali menjalankan Panca Azimat Revolusi,
yang sama sekali berdiri di atas Trisakti, yang sama sekali berdiri di atas
Nasakom, yang sama sekali berdiri di atas prinsip Berdikari, yang sama sekali
berdiri atas prinsip Manipol-USDEK.
Manipol-USDEK
telahditentukanolehlembagakita yang tertinggisebagaihaluannegaraRepublik
Indonesia.Dan olehkarenaManipol-USDEK iniadalahhaluandaripadanegaraRepublik
Indonesia, makadiaharusdijunjungtinggi, dijalankan,
dipupukolehsemuakita.OlehAngkatanDarat, AngkatanLaut, AngkatanUdara,
AngkatanKepolisian Negara. Hanyajikalaukitaberdiribenar-benar di
atasPancaAzimatini, kitasemuanya, makabarulahrevousikitabisajaya.
Soeharto,
sebagaipanglimaAngkatanDarat, dansebagaiMenteridalamkabinetku,
sayaperintahkanengkau, kerjakanapa yang
kuperintahkankepadamudengansebaik-baiknya.
SayadoakanTuhanselalubesertakitadanbesertaengkau!”.
Dalam
sebuah Konferensi Tiga Benua di Havana di bulan Februari 1966,
perwakilan Uni-Sovyet berusaha dengan segala kemampuan mereka untuk menghindari
pengutukan atas penangkapan dan pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai
PKI, yang sedang terjadi terhadap rakyat Indonesia. Pendirian mereka
mendapatkan pujian dari rejim Suharto. Parlemen Indonesia mengesahkan resolusi
pada tanggal 11 Februari, menyatakan "penghargaan penuh" atas
usaha-usaha perwakilan-perwakilan dari Nepal, Mongolia, Uni-Sovyet dan
negara-negara lain di Konperensi Solidaritas Negara-Negara Afrika, Asia dan
Amerika Latin, yang berhasil menetralisir usaha-usaha para kontra-revolusioner
apa yang dinamakan pergerakan 30 September, dan para pemimpin dan pelindung
mereka, untuk bercampur-tangan di dalam urusan dalam negeri Indonesia."
E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Faktor
yang paling utamamempengaruhigerakan 3o september PKI adalahsebagaiberikut :
1. Faktor
Amerika Serikat
2. Faktor
Malaysia
3.
FaktorEkonomi
4.
IsuSoekarnoSakit
5.
Dan, sebagainya
F. PENANGKAPAN DAN PEMBANTAIAN G30
S/PKI
PENUMPASAN G 30 S / PKI
1965 Dalam bulan-bulan setelah peristiwa ini, semua anggota dan pendukung PKI,
atau mereka yang di anggap sebagai anggota dan simpatisan PKI, semua partai
kelas buruh yang di ketahui dan ratusan ribu pekerja dan petani Indonesia yang
lain di bunuh atau di masukkan ke kamp-kamp tahanan untuk disiksa dan
diinterogasi. Pembunuhan-pembunuhan ini terjadi di Jawa Tengah (bulanOktober),
JawaTimur (bulan November) dan Bali (bulanDesember).Berapajumlah orang yang
dibantaitidakdiketahuidenganpersis - perkiraan yang konservatifmenyebutkan
500.000 orang, sementara perkiraan lain menyebut dua sampai tiga juga orang.
Namun diduga setidak-tidaknya satu juta orang menjadi korban dalam bencana enam
bulan yang mengikuti kudeta itu.Dihasut dan dibantu oleh tentara,
kelompok-kelompok pemuda dari organisasi-organisasi muslim sayap-kanan seperti
barisan Ansor NU dan Tameng Marhaenis PNI melakukan pembunuhan-pembunuhan
massal, terutama di Jawa Tengah danJawaTimur. Ada laporan-laporan bahwa Sungai
Brantas di dekat Surabaya menjadi penuh mayat-mayat sampai di tempat-tempat
tertentu sungai itu "terbendung mayat".Pada akhir 1965, antara
500.000 dan satu juta anggota-anggota dan pendukung-pendukung PKI telah menjadi
korban pembunuhan dan ratusan ribu lainnya dipenjarakan di
kamp-kampkonsentrasi, tanpa adanya perlawanan sama sekali. Sewaktu
regu-regumiliter yang didukungdana CIA menangkapi semua anggota dan pendukung
PKI yang terketahui dan melakukan pembantaian keji.
G. DAMPAK
Dampak Negatif
a. banyak
pahlawan kita banyak yang gugur
b. hubungan
diplomatik dengan negara komunias menjadi renggang
c. terjadi
penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara kita
Dampak Positif
a. kita
dapat lebih waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik dari dalam maupun luar
b. kita
dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri
bangsa kita
c. dengan
adanya g30s pki kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuat
Dampak sosial politik dari g 30 s/pki.
a. Secara
politik telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara Angkatan Darat.
b. Sampai
bulan desember 1965 pki telah hancur sebagai kekuatan politik di indonesia.
c. Kekuasaan
dan pamor politik presiden soekarno memudar.
d. Secara
sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau
dianggap PKI, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang
relatif banyak.
D. KORBAN G-30 S/PKI
Dari peristiwa Gerakan 30 September,
mengakibatkan banyaknya korban yang terbunuh. Korban-korban tersebut, antara
lain
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan materi di atas, dapat
disimpulkan bahwa:
1. G-30 S/PKI merupakan
perbuatan PKI dalam rangka usahanya untuk merebut kekuasaan di negara Republik
Indonesia dengan memperalat oknum ABRI sebagai kekuatan fisiknya. Oleh karena
itu, gerakan pemberontakan ini telah dipersiapkan jauh sebelumnya dan tidak
terlepas dari tujuan PKI untuk membentuk negara komunis.
2. Akibat dari
gerakan ini, banyak korban-korban yang berjatuhan. Dari sekian banyak korban
yang terbunuh, terdapat tujuh orang Panglima Angkatan Darat, yakni
Letjend A. Yani, Mayjend R.Soeprapto, Mayjend M.T Haryono, Mayjend S. Parman,
Brigjend D.I Pandjahitan, Brigjend Soetojo Siswomihardjo, dan Letjend I P.A
Tedean.
3. Penumpasan
G-30 S/PKI yang dipimpin oleh Pangkostrad
Mayjen Soeharto dan kemudian
beliau memerintahkanKolonelSarwo Edi Wibowodenganhasil :
a. Tanggal 1
Oktober 1965 berhasil menguasai kembali RRI Pusat dan gedung pusat
Telekomunikasi.
b. Tanggal 2
Oktober 1965 menguasai lapangan udara Halim Perdana Kusuma yang dijadikan basis
PKI.
c. Tanggal 3 Oktober 1965
pencarian jenasah para perwira AD yang diculik atas petunjuk dari seorang
polisi (Sukiman) berhasil mengetahui tempat jenasahnya di sumur tua lubang
buaya.
d. Tanggal 5
Oktober 1965 bertepatandengan HUT ABRI dilaksanakan pemakaman jenasah ditaman
makam Pahlawan Kali bata Jakarta.
4. Kegagalan G-30 S/PKI, berarti bahwa
pemerintahan Orde Lama. Dan pada tanggal 1 Oktober 1965 menjadi awal proses
peralihan dari pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru, yaitu orde atau tatanan
yang secara murni dan konsekuen. Mulainya Orde Baru ditadai dengan Surat
Perintah sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno kepada Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan-tindakan yang perlu demi keamanan
bangsa dan negara. Berdasarkan pada Supersemar tersebut, tanggal 12 Maret 1966,
Soeharo membubarkan PKI dengan segenap organisasi massa dan organisasi
politiknya.
C. SARAN
Berdasarkan
penjelasan dari data-data diatas seharusnya kita sekarang menjadi kan hal
tersebut menjadi suatu hal yang patut direnungkan yang kita dapat mengambil
suatuhal yang baikd ari relasihalter sebut dengan keadaan bangsa kita sekarang,
dari hal tersebut kita juga dapat belajar untuk tidak mengulangi hal tersebut
di masa pemerintahan yang akandatangdipemerintahan NKRI ini.
Terlebih
lagi timbul korban jiwa hanya untuk merebutkan kekuasaan semata, bangsa
Indonesia memilikibudiluhur yang baik dab berwibawa sehingga hal tersebut
menjadi pemacu bagi kita untuk dapat mengambil hal yang baik dari peristiwa
tersebut.
Semoga
generasi penerus bangsa yang akan sekarang ataupun yang akan datang tidak
mengulangi hal tersebut dan memimpin bangsa ini dengan baik, menjadi kan bangsa
Indonesia yang kaya ini lebih maju daripada yang sekarang
DAFTAR PUSTAKA